Jakarta (MI) : Kepala Pertahanan Australia, Jenderal David Hurley, mengatakan, hubungan militer Australia dengan militer Indonesia masih renggang. Upaya pemulihan hubungan itu, masih berjalan lamban.
Komentar Hurley itu muncul, setelah hasil evaluasi soal pelanggaran kapal-kapal Australia terhadap wilayah kedaulatan Indonesia keluar kemarin. Dari hasil evaluasi itu, terungkap, bahwa kapal-kapal Angkatan Laut Australia melanggar wilayah perairan Indonesia sebanyak enam kali pada Desember 2013 dan Januari 2014.
”Seperti kita ketahui, mereka kecewa bahwa hal itu terjadi, tapi mereka mengerti bagaimana hal itu bisa terjadi,” kata Hurley kepada radio ABC, yang dilansir Kamis (20/2/2014).
”Saya pikir, pada akhir pertemuan, terutama antara para pemimpin Angkatan Laut, akan ada kesepakatan bahwa ini adalah sebuah laporan evaluasi yang akurat tentang apa yang telah terjadi dan mereka menerima penjelasan itu,” lanjut Hurley.
Pelanggaran teritorial berlangsung selama militer Angkatan Laut Australia menjalankan operasi pengusiran perahu para pencaris suaka, yang mereka namakan sebagai Operasi Sovereign Borders.
Hurley juga mengakui, bahwa insiden itu akan menambah masalah terkait hubungan kedua negara yang sedang memburuk, setelah muncul bocoran penyadapan terbaru yang dilakukan intelijen Australia terhadap Indonesia. Bocoran penyadapan terbaru itu, berasal dari bekas kontraktor National Security Agency (NSA) Amerika Serikat, Edward Joseph Snowden.
Komentar Hurley itu muncul, setelah hasil evaluasi soal pelanggaran kapal-kapal Australia terhadap wilayah kedaulatan Indonesia keluar kemarin. Dari hasil evaluasi itu, terungkap, bahwa kapal-kapal Angkatan Laut Australia melanggar wilayah perairan Indonesia sebanyak enam kali pada Desember 2013 dan Januari 2014.
”Seperti kita ketahui, mereka kecewa bahwa hal itu terjadi, tapi mereka mengerti bagaimana hal itu bisa terjadi,” kata Hurley kepada radio ABC, yang dilansir Kamis (20/2/2014).
”Saya pikir, pada akhir pertemuan, terutama antara para pemimpin Angkatan Laut, akan ada kesepakatan bahwa ini adalah sebuah laporan evaluasi yang akurat tentang apa yang telah terjadi dan mereka menerima penjelasan itu,” lanjut Hurley.
Pelanggaran teritorial berlangsung selama militer Angkatan Laut Australia menjalankan operasi pengusiran perahu para pencaris suaka, yang mereka namakan sebagai Operasi Sovereign Borders.
Hurley juga mengakui, bahwa insiden itu akan menambah masalah terkait hubungan kedua negara yang sedang memburuk, setelah muncul bocoran penyadapan terbaru yang dilakukan intelijen Australia terhadap Indonesia. Bocoran penyadapan terbaru itu, berasal dari bekas kontraktor National Security Agency (NSA) Amerika Serikat, Edward Joseph Snowden.
Sumber : Sindonews
0 Response to "Hubungan militer Australia dengan dengan RI renggang"
Post a Comment