
Jakarta (MI) : Kapal pasukan Angkatan Laut (AL) Australia tercatat sudah tujuh kali melanggar wilayah perairan Indonesia dalam sebulan terakhir. Mereka mengklaim, hal itu terjadi karena kesalahan informasi dari petugas perlindungan perbatasan Canberra.
Kapal pasukan AL Australia yang melanggar wilayah Indonesia saat mengusir para pencari suaka atau “manusia perahu” di bahwa perintah Letnan Jenderal Angus Campbell. Data laporan pelanggaran wilayah Indonesia sebanyak tujuh kali dalam sebulan terakhir itu, menjadi laporan media Australia, news.com.au, Sabtu (18/1/2014).
Pihak AL mengklaim belum memerintahkan kapal-kapalnya untuk beroperasi hingga melanggar wilayah Indonesia. ”Saya yakin semua yang terlibat masuk dalam Operasi Sovereign Borders menyesal atas tindakan pelanggaran terhadap wilayah Indonesia. Semoga ini tidak terjadi lagi,” ujar Jenderal Campbell kemarin.
Australia menyadari batas-batas operasional kapalnya, di mana sesuai hukum internasional mereka tidak boleh melanggar wilayah teritorial suatu negara sejauh 12 mil. Operasi kapal-kapal AL Australia itu dimulai sejak 7 Desember 2013 lalu.
”Kesalahan dalam pemberian komando penjaga perbatasan menjadi fokus penyelidikan,” kata seorang sumber di pemerintahan Australia. Kemarin, pihak Pemerintah Tony Abbott menyampaikan permintaan maaf kepada Pemerintah Indonesia atas pelanggaran yang mereka klaim tidak disengaja.
Kapal pasukan AL Australia yang melanggar wilayah Indonesia saat mengusir para pencari suaka atau “manusia perahu” di bahwa perintah Letnan Jenderal Angus Campbell. Data laporan pelanggaran wilayah Indonesia sebanyak tujuh kali dalam sebulan terakhir itu, menjadi laporan media Australia, news.com.au, Sabtu (18/1/2014).
Pihak AL mengklaim belum memerintahkan kapal-kapalnya untuk beroperasi hingga melanggar wilayah Indonesia. ”Saya yakin semua yang terlibat masuk dalam Operasi Sovereign Borders menyesal atas tindakan pelanggaran terhadap wilayah Indonesia. Semoga ini tidak terjadi lagi,” ujar Jenderal Campbell kemarin.
Australia menyadari batas-batas operasional kapalnya, di mana sesuai hukum internasional mereka tidak boleh melanggar wilayah teritorial suatu negara sejauh 12 mil. Operasi kapal-kapal AL Australia itu dimulai sejak 7 Desember 2013 lalu.
”Kesalahan dalam pemberian komando penjaga perbatasan menjadi fokus penyelidikan,” kata seorang sumber di pemerintahan Australia. Kemarin, pihak Pemerintah Tony Abbott menyampaikan permintaan maaf kepada Pemerintah Indonesia atas pelanggaran yang mereka klaim tidak disengaja.
Usik wilayah RI, oposisi sebut Pemerintah Australia gagal
Pihak oposisi Asutralia mengecam pernyataan pemerintahan Perdana Menteri Tony Abbott yang menyalahkan pihak Angkatan Laut (AL) atas pelangaran wilayah Indonesia.
Menurut mereka, itu adalah kegagalan Pemerintah Autralia dan kebijakan Abbott dalam mengatasi para pencari suaka. Kecaman itu disampaikan pemimpin oposisi, Bill Shorten.
”Laki-laki dan perempuan (personel AL) ini hanya melakukan pekerjaan yang sangat sulit, di bawah keadaan yang sangat sulit. Dan mereka harusnya tidak harus disalahkan atas kegagalan pemerintah Abbott dan kebijakannya,” kata Shorten, seperti dikutip news.com.au, Sabtu (18/1/2014).
Media Asutralia juga melansir data, bahwa kapal pasukan AL Australia tercatat sudah tujuh kali melanggar wilayah perairan Indonesia dalam sebulan terakhir. Mereka mengklaim, hal itu terjadi karena kesalahan informasi dari petugas perlindungan perbatasan Canberra.
Kapal pasukan AL Australia melanggar wilayah Indonesia saat mengusir para pencari suaka atau “manusia perahu” di bawah perintah Letnan Jenderal Angus Campbell.
Pihak AL mengklaim belum memerintahkan kapal-kapalnya untuk beroperasi hingga melanggar wilayah Indonesia. ”Saya yakin semua yang terlibat dalam Operasi Sovereign Borders menyesal atas tindakan pelanggaran terhadap wilayah Indonesia. Semoga ini tidak terjadi lagi,” ujar Jenderal Campbell kemarin.
Menurut mereka, itu adalah kegagalan Pemerintah Autralia dan kebijakan Abbott dalam mengatasi para pencari suaka. Kecaman itu disampaikan pemimpin oposisi, Bill Shorten.
”Laki-laki dan perempuan (personel AL) ini hanya melakukan pekerjaan yang sangat sulit, di bawah keadaan yang sangat sulit. Dan mereka harusnya tidak harus disalahkan atas kegagalan pemerintah Abbott dan kebijakannya,” kata Shorten, seperti dikutip news.com.au, Sabtu (18/1/2014).
Media Asutralia juga melansir data, bahwa kapal pasukan AL Australia tercatat sudah tujuh kali melanggar wilayah perairan Indonesia dalam sebulan terakhir. Mereka mengklaim, hal itu terjadi karena kesalahan informasi dari petugas perlindungan perbatasan Canberra.
Kapal pasukan AL Australia melanggar wilayah Indonesia saat mengusir para pencari suaka atau “manusia perahu” di bawah perintah Letnan Jenderal Angus Campbell.
Pihak AL mengklaim belum memerintahkan kapal-kapalnya untuk beroperasi hingga melanggar wilayah Indonesia. ”Saya yakin semua yang terlibat dalam Operasi Sovereign Borders menyesal atas tindakan pelanggaran terhadap wilayah Indonesia. Semoga ini tidak terjadi lagi,” ujar Jenderal Campbell kemarin.
Sumber : Sindonews
0 Response to "Dalam Sebulan, 7 kali Australia langgar wilayah RI"
Post a Comment